Tahun 2025 menjadi titik penting dalam perkembangan drama Korea, terutama dari sisi visual dan sinematografi. Jika sebelumnya kekuatan utama K-drama banyak bertumpu pada narasi dan karakter, kini keindahan visual telah menjadi bagian integral dari cara bercerita. Dua drama terbaru yang berhasil menyita perhatian karena kekuatan sinematiknya adalah When Life Gives You Tangerines dan Buried Hearts. Keduanya bukan hanya menampilkan akting kelas atas, tapi juga mempersembahkan pengalaman visual yang luar biasa dan mengesankan.
1. When Life Gives You Tangerines – Keindahan Nostalgia dalam Bingkai Sinematik
Drama ini mempertemukan dua nama besar Korea Selatan: IU dan Park Bo-gum. Disutradarai oleh Kim Won-seok, yang dikenal lewat karya sinematiknya seperti Misaeng dan My Mister, When Life Gives You Tangerines menawarkan perjalanan hidup yang dikemas dengan visual yang begitu menyentuh hati.
Berlatar di pulau Jeju pada tahun 1950-an hingga 1970-an, drama ini menghadirkan lanskap pedesaan Korea dengan begitu otentik. Kamera banyak bermain dengan sudut lebar (wide angle) untuk menangkap hamparan kebun jeruk, pantai-pantai sunyi, dan jalan tanah yang sepi, menciptakan nuansa damai dan penuh nostalgia. Warna-warna hangat seperti jingga, kuning, dan cokelat mendominasi layar, memperkuat kesan tempo dulu.
Sinematografi drama ini tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menguatkan cerita. Setiap perubahan musim yang ditampilkan—dari gugur ke dingin, lalu ke semi—mewakili perubahan emosi karakter. Dalam satu adegan, karakter Ae-sun berdiri diam di tengah ladang jeruk saat matahari tenggelam, hanya ditemani siluet langit merah jingga. Tak ada dialog, tapi sinematografinya sudah cukup untuk menyampaikan kehampaan dan kerinduan yang ia rasakan.
Lebih dari sekadar keindahan, When Life Gives You Tangerines juga memanfaatkan pencahayaan alami dan teknik sinematografi klasik untuk menciptakan kedalaman visual. Ini bukan drama yang hanya “cantik”, tapi juga penuh makna visual.
2. Buried Hearts – Ketegangan Politik dalam Gaya Neo-Noir Modern
Berbeda 180 derajat dari drama sebelumnya, Buried Hearts hadir dengan nuansa gelap dan intens. Drama ini mengambil tema politik dan skandal keuangan, dibintangi oleh Park Hyung-sik sebagai Seo Dong-ju, seorang pengacara idealis yang terjebak dalam dunia korupsi tingkat tinggi.
Dari episode pertama, tone visual drama ini sudah terasa sangat berbeda. Pencahayaan minim, palet warna dingin, dan framing simetris menciptakan atmosfer mencekam yang konstan. Sinematografer Jin Chang-gyu menggunakan banyak shadow play—permainan bayangan dan kontras—untuk menegaskan moral ambiguity karakter-karakter dalam cerita.
Kamera sering kali bermain di ruang sempit: ruang rapat gelap, lorong gedung tua, hingga ruang interogasi yang diterangi satu lampu di langit-langit. Semua ini menimbulkan kesan claustrophobic yang cocok dengan konflik batin sang protagonis. Gerakan kamera yang lambat dan penggunaan lensa panjang juga mempertegas ketegangan yang mengintai di setiap sudut.
Menariknya, Buried Hearts juga banyak menampilkan montase visual tanpa dialog. Misalnya, saat Seo Dong-ju membaca dokumen kasus korupsi di malam hari dengan hanya diterangi lampu meja. Suara hujan di luar dan tatapan kosongnya ke arah jendela seolah berbicara banyak tentang beban yang ia tanggung. Dalam drama ini, kamera bukan hanya alat perekam cerita—ia adalah narator kedua.
Sinematografi Sebagai Bahasa Kedua dalam K-Drama
Dua drama Korea 2025 ini membuktikan bahwa kekuatan visual bukan sekadar pelengkap. Baik When Life Gives You Tangerines maupun Buried Hearts menggunakan sinematografi sebagai instrumen utama untuk menyampaikan suasana, konflik, dan emosi karakter.
Salah satunya memanfaatkan keindahan alam dan pencahayaan alami untuk menyampaikan kehangatan dan kesedihan masa lalu. Satunya lagi menggunakan pencahayaan minimalis dan sudut kamera psikologis untuk menampilkan tekanan dan intrik dunia politik.
Jika kamu menyukai drama yang tidak hanya menarik dari segi cerita, tapi juga menyuguhkan pemandangan dan visual yang membuatmu lupa sedang menonton televisi, dua judul ini wajib masuk dalam daftar tontonanmu.
Ketika drama bisa bicara lewat cahaya, warna, dan sudut kamera, maka kamu tahu—kamu sedang menonton sesuatu yang istimewa.
BACA JUGA : 7 Drama Korea Terbaru 2025 dengan Rating Tinggi di Awal Penayangan